1. Emas
Emas adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Au (bahasa Latin: 'aurum') dan nomor atom 79. Sebuah logam transisi (trivalen dan univalen) yang lembek, mengkilap, kuning, berat, "malleable", dan "ductile". Emas tidak bereaksi dengan zat kimia lainnya tapi terserang oleh klorin, fluorin dan aqua regia. Logam ini banyak terdapat di nugget emas atau serbuk di bebatuan dan di deposit alluvial dan salah satu logam coinage. Kode ISOnya adalah XAU. Emas melebur dalam bentuk cair pada suhu sekitar 1000 derajat celcius.
Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannya berkisar antara 2,5 – 3 (skala Mohs), serta berat jenisnya tergantung pada jenis dan kandungan logam lain yang berpadu dengannya. Mineral pembawa emas biasanya berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue minerals). Mineral ikutan tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil mineral non logam. Mineral pembawa emas juga berasosiasi dengan endapan sulfida yang telah teroksidasi. Mineral pembawa emas terdiri dari emas nativ, elektrum, emas telurida, sejumlah paduan dan senyawa emas dengan unsur-unsur belerang, antimon, dan selenium. Elektrum sebenarnya jenis lain dari emas nativ, hanya kandungan perak di dalamnya >20%.
Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan letakan (placer). Genesa emas dikatagorikan menjadi dua yaitu:
- Endapan primer; dan
- Endapan plaser.
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Keterangan Umum Unsur | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Nama, Lambang, Nomor atom | emas, Au, 79 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Deret kimia | logam transisi | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Golongan, Periode, Blok | 11, 6, d | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Penampilan | kuning berkilauan | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Massa atom | 196.966569(4) g/mol | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Konfigurasi elektron | [Xe] 4f14 5d10 6s1 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Jumlah elektron tiap kulit | 2, 8, 18, 32, 18, 1 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Ciri-ciri fisik | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Fase | padat | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Massa jenis (sekitar suhu kamar) | 19.3 g/cm³ | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Massa jenis cair pada titik lebur | 17.31 g/cm³ | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Titik lebur | 1337.33 K (1064.18 °C, 1947.52 °F) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Titik didih | 3129 K (2856 °C, 5173 °F) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kalor peleburan | 12.55 kJ/mol | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kalor penguapan | 324 kJ/mol | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kapasitas kalor | (25 °C) 25.418 J/(mol·K) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Ciri-ciri atom | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Struktur kristal | kubus pusat muka | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Bilangan oksidasi | 3, 1 (oksida amfoter) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Elektronegativitas | 2.54 (skala Pauling) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Energi ionisasi | pertama: 890.1 kJ/mol | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
ke-2: 1980 kJ/mol | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Jari-jari atom | 135 pm | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Jari-jari atom (terhitung) | 174 pm | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Jari-jari kovalen | 144 pm | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Jari-jari Van der Waals | 166 pm | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Lain-lain | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sifat magnetik | tiada data | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Resistivitas listrik | (20 °C) 22.14 nΩ·m | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Konduktivitas termal | (300 K) 318 W/(m·K) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Ekspansi termal | (25 °C) 14.2 µm/(m·K) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kecepatan suara (pada wujud kawat) | (suhu kamar) (penarikan dalam) 2030 m/s | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Modulus Young | 78 GPa | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Modulus geser | 27 GPa | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Modulus ruah | 220 GPa | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Nisbah Poisson | 0.44 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Skala kekerasan Mohs | 2.5 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kekerasan Vickers | 216 MPa | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kekerasan Brinell | 2450 MPa | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Nomor CAS | 7440-57-5 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Isotop | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
2. Tembaga
Tembaga (Cu) mempunyai sistim kristal kubik, secara fisik berwarna kuning dan apabila dilihat dengan menggunakan mikroskop bijih akan berwarna pink kecoklatan sampai keabuan.
Unsur tembaga terdapat pada hampir 250 mineral, tetapi hanya sedikit saja yang komersial. Pada endapan sulfida primer, kalkopirit (CuFeS2) adalah yang terbesar, diikuti oleh kalkosit (Cu2S), bornit (Cu5FeS4), kovelit (CuS), dan enargit (Cu3AsS4). Mineral tembaga utama dalam bentuk deposit oksida adalah krisokola (CuSiO3.2HO), malasit (Cu2(OH)2CO3), dan azurit (Cu3(OH)2(CO3)2).
Deposit tembaga dapat diklasifikasikan dalam lima tipe, yaitu: deposit porfiri, urat, dan replacement, deposit stratabound dalam batuan sedimen, deposit masif pada batuan volkanik, deposit tembaga nikel dalam intrusi/mafik, serta deposit nativ. Umumnya bijih tembaga di Indonesia terbentuk secara magmatik. Pembentukan endapan magmatik dapat berupa proses hidrotermal atau metasomatisme.
Logam tembaga digunakan secara luas dalam industri peralatan listrik. Kawat tembaga dan paduan tembaga digunakan dalam pembuatan motor listrik, generator, kabel transmisi, instalasi listrik rumah dan industri, kendaraan bermotor, konduktor listrik, kabel dan tabung coaxial, tabung microwave, sakelar, reaktifier transsistor, bidang telekomunikasi, dan bidang?bidang yang membutuhkan sifat konduktivitas listrik dan panas yang tinggi, seperti untuk pembuatan tabung?tabung dan klep di pabrik penyulingan. Meskipun aluminium dapat digunakan untuk tegangan tinggi pada jaringan transmisi, tetapi tembaga masih memegang peranan penting untuk jaringan bawah tanah dan menguasai pasar kawat berukuran kecil, peralatan industri yang berhubungan dengan larutan, industri konstruksi, pesawat terbang dan kapal laut, atap, pipa ledeng, campuran kuningan dengan perunggu, dekorasi rumah, mesin industri non?elektris, peralatan mesin, pengatur temperatur ruangan, mesin?mesin pertanian.
- Mengapa emas berwarna kuning dan tembaga berwarna merah ?
Ketika cahaya mengenai permukaan logam, maka elektron dalam atom akan menyerap energi sehingga elektron tersebut akan berpindah ke orbital dengan tingkat energi yang lebih tinggi (tereksitasi) Sehingga terdapat elektron negatif pada tingkat energi yang lebih tinggi dan "hole" positif pada tingkat energi yang lebih rendah. Sementara itu logam merupakan penghantar listrik yang baik (the valence band and conduction band overlap) arus listrik diinduksi pada permukaan sampai pada pasangan orbital kosong. Adanya arus ini menyebabkan logam berwarna, ketika elektron jatuh kembali ke tingkat energi semula (original) dan memancarkan cahaya. Jika semua warna diserap dan dipancarkan dalam jumlah yang sama maka warna yang terjadi adalah warna metalik mengkilat, sedangkan untuk logam yang lain kemungkinan untuk menyerap dan memancarkan warna yang bervariasi bergantung pada tingkat energi elektron.
Terjadinya warna kuning keemasan pada emas dan merah pada tembaga karena adanya kekurang efisienan dalam penyerapan dan pemancaran warna cahaya biru pada spektrum logam tersebut. Sedangkan warna komplemen dari biru adalah orange yang berasal dari gabungan warna kuning dan merah. Tembaga memiliki elektron terluar pada orbital 3d sedangkan emas 5d maka apabila terjadi pancaran energi maka emas akan akan memancarkan energi yang lebih tinggi dan karena dalam hal ini yan dipancarkan adalah jingga (warna cahaya biru diserap) maka emas akan memancarkan warna kuning dengan energi yang lebih tinggi dan tembaga akan memancarkan warna merah.
Terjadinya warna kuning keemasan pada emas dan merah pada tembaga karena adanya kekurang efisienan dalam penyerapan dan pemancaran warna cahaya biru pada spektrum logam tersebut. Sedangkan warna komplemen dari biru adalah orange yang berasal dari gabungan warna kuning dan merah. Tembaga memiliki elektron terluar pada orbital 3d sedangkan emas 5d maka apabila terjadi pancaran energi maka emas akan akan memancarkan energi yang lebih tinggi dan karena dalam hal ini yan dipancarkan adalah jingga (warna cahaya biru diserap) maka emas akan memancarkan warna kuning dengan energi yang lebih tinggi dan tembaga akan memancarkan warna merah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar