Senin, 09 November 2009

Ada Unsur Baru Dengan Nomor Atom 112 ?



  Unsur dengan nomor atom 112 telah diciptakan oleh para peneliti di “GSI Centre for Heavy Ion Research” di kota Darmstadt Jerman. Unsur dengan nomor ini telah resmi dikenal sebagai unsur baru oleh IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry). Penetapan unsur dengan nomor atom 112 ini telah resmi dikeluarkan oleh IUPAC dan telah diberikan pada pemimpin peneliti yaitu, Profesor Sigurd Hofman. Surat tersebut juga memberikan peneliti untuk segera memberi nama pada unsur baru itu dan IUPAC akan segera menerima nama baru unsur dengan nomor atom112 beberapa minggu ke depan.

   Unsur baru tersebut sekitar 277 kali berat atom hidrogen, dan dengan berat ini maka unsur tersebut menjadi unsur yang terberat yang ada pada sistem periodik tabel. “Kami sangat bangga mempersembahkan unsur baru ke enam yang telah tercipta dan kesemuanya dibuat di laboratorium GSI ini selama kurun waktu tiga puluh tahun. Dan beberapa minggu ke depan para ilmuwan dari team penemu unsur baru ini akan memberi nama pada unsur baru tersebut”, kata Sigurd Hofman. Sekitar 21 orang ilmuwan dari Jerman, Finlandia, Rusia, dan Slovakia terlibat dalam percobaan untuk menemukan unsur baru ini.

   Pada tahun 1996, para peneliti team Profesor Sigurd Hofmann untuk pertama kalinya menciptakan unsur baru ini dengan menggunakan akselerator di DSI. Sedangkan pada tahun 2002, mereka telah dapat menghasilkan unsur dengan nomor atom 112 yang lainnya. Selanjutnya akselerator di “RIKEN Discovery Research Institute” di Jepang telah berhasil juga menciptakan unsur baru ini lebih banyak lagi seperti yang telah dibuat oleh GSI.

   Untuk membuat unsur baru dengan nomor atom 112, para peneliti menggunakan atom dan ion seng (Zn) dalam akselerator sepanjang 120 meter dan kemudian menembakkan atom dan ion Zn tersebut yang telah dipercepat pergerakanya pada logam timbal (Pb). Atom seng dan atom Pb bergabung melalui reaksi fusi untuk membentuk inti atom yang baru, dimana intinya merupakan penjumlahan dua inti atom penyususnnya yaitu atom Zn dan Pb, atom Zn memiliki omor atom 30 dan Pb 82 sehingga bila dijumlahkan maka nomor atom unsur yang baru adalah 112, dari sinilah nama awal unsur tersebut diberikan. Nutron yag ada dalam inti tidak memberikan efek pada klasifikasi unsur tersebut pada sistem periodik tabel, melainkan jumlah elektronnya sebesar 112, yang mengorbit pada inti yang nantinya akan menentukan sifat kimia dari unsur baru itu.

   Sejak tahun 1981, Akselerator GSI telah berhasil membuat 6 unsur baru mulai dari unsur dengan nomor 107 sampai 112. GSI telah memberi nama unsur-unsur tersebut dengan nama 107 disebut sebagai Bohrium, 108 dengan nama Hassium, 109 disebut Meitnerium, unsure 110 disebut Darmstadtium, 111 dikenal debagai Roentgenium, dan 112 kita tunggu namanya beberapa minggu setelah para peneliti tersebut memberi nama unsur baru dengan nomor atom 112.

SuperAtom Magnetik VCs8




   Tim peneliti dari “Virginia Commonwealth University (VCU)” telah menemukan “Superatom Magnetik Baru VCs8″ dimana superatom magnetik ini menurut para peneliti tersebut meniru atom Mangan (Mn). Dengan penemuan ini dimungkinkan akan membuka cakrawala baru dalam pembuatan peralatan elektronik molekular yang akan membawa kita menuju generasi computer yang lebih cepat dan memiliki kapasitas memori yang besar.

   Apa itu superatom? Superatom didefinisikan sebagai suatu cluster yang dibangun dari banyak atom dimana sifat cluster ini meniru berbagai macam unsur yang terdapat dalam sistem periodic. (Bila kamu tidak bisa membayangkan bagaimana bentuk cluster maka salah satu contohnya adalah fuleren yang dibangun dari atom karbon). Superatom adalah stabil dan sifatnya tergantung dari jumlah atom dalam cluster tersebut sebagai contoh All7 sifatnya seperti atom Germanium, Al13 sifatnya mirip atom halogen, dan Al14 mirip logam alkali.

   Superatom magnetik VCS8 yang diciptakan oleh para peneliti di VCU dibangun dari satu atom Vanadium sebagai atom pusatnya dan delapan atom Cesium, cluster ini dapat bertindak seperti magnet kecil layaknya atom Mangan yang ada dalam medan magnet. Melalui sejumlah studi secara teoritis yang sangat kompleks, Shiv N. Khanna, Ph.D, professor departemen Fisika VCU, bersama dengan Asosiate postdoctoral VCU, J. Ulises Reveles, A.C. Reber, dan siswa program pascasarjana, P. Clayborne, dan para peneliti dari Research Laboratory in D.C., serta peneliti dari Harish-Chandra Research Institute in Allahabad, India, para peneliti tersebut menganalisa sifat elektronik dan magnetis dari superatom VCs8 tersebut.

   Para peneliti menyatakan bahwa superatom magnetic VCs8 ini memperoleh kestabilannya dengan cara mengisi keadaan dasar sususan konfigurasi elektron valensinya. Seperti yang kita ketahui bahwa atom yang stabil akan cenderung mengisi konfigurasi elektronya seperti atom-atom gas mulia, sehingga konsekuensi dari cluster yang terdiri dari delapan atom Cesium ini akan bergabung satu sama lain dengan cara melepaskan atau menerima electron dari atom yang lain. Dengan cara ini maka cluster memperoleh bentuk konfigurasi yang stabil.

   Khana menyatakan bahwa superatom yang diciptakannya memiliki momen magnetik seitar 5 Bohr Magneton. Momen magnetik adalah ukuran sifat kemagnetisan internal cluster. Besarnya momen magnetik ini adalah dua kali lebih besar dari atom Besi yang terdapat pada besi padat. Atom Mangan juga memiliki momen magnetik yang besarnya sekitar 5 Bohr Magneton dan susunan konfigurasi elektron penuh, oleh sebab itulah Khanna menyatakan bahwa superatom VCs8 meniru sifat dari atom Mangan.

   “Pandangan obyektif yang sangat penting dari penelitian ini adalah untuk menemukan kombinasi atom apa yang lebih stabil pada saat kita memasukan atom-atom yang lain untuk menyusun cluster tersebut. Selain itu kombinasi sifat magnetis dan penghantar juga perlu untuk diperhitungkan. Cesium adalah konduktor yang baik , inilah alasan mengapa kita memakai Cesium untuk mendapatkan sifat penghantar sekaligus sifat magnetis dari cluster baru ini”, kata Khanna.

    “Kombinasi hal-hal tersebut diatas nantinya akan membawa perkembangan bidang “molekular elektronik” ke arah yang lebih spektakuler, yaitu bidang dimana para ilmuwan mempelajari aliran listrk yang mengalir melalui molekul kecil. Peralatan molekular ini diperkirakan akan membantu dalam menyimpan data yang non-volatil, proses data yang lebih cepat dan manfaat yang lain.

   Khanna dan timnya telah membawa kita kepenelitian awal terhadap superatom dan nantinya akan membawa manfaat dalam bidang spintronik. Spintronik adalah proses yang memanfaatkan putaran elektron untuk mensintesis peralatan baru untuk tujuan penyimpan data dan data prosesing.

   Para peneliti juga telah menunjukkan bahwa dengan menggabungkan atom Emas (Au) dan Mangan (Mn) akan dapat dihasilkan superatom yang memiliki momen magnetis akan tetapi tidak dapat menghantarkan arus listrik. Superatom ini memiliki potensial untuk aplikasi biomedis seperti proses pencitraan, sensor, dan mengamati peredaran obat-obatan dalam tubuh.

Senin, 02 November 2009

Mengapa air laut terasa asin?

Mengapa air laut terasa asin?

Rasa asin air laut itu kurang lebih sama dengan rasa asin segelas air yang telah kita tambah satu sendok makan garam. Kira-kira, air laut mengandung garam dengan perbandingan semacam itu.Ilmuwan memperkirakan jumlah garam yang terkandung di

dalam air laut itu sebanyak 50 juta milyar ton. Kalau dibayangkan, garam sebanyak ini jika di gelar di seluruh permukaan bumi akan setinggi bangunan 45 lantai (sekitar 166 meter). Banyak sekali bukan?! Sesungguhnya laut merupakan larutan dari Ôapa sajaÕ termasuk berbagai macam garam mineral, misalnya: Calcium, Magnesium, Sodium, Potasium, Bikarbonat, Chlorida, Sulfat, dan Bromida. Secara rerata, air laut mengandung garam sebanyak 35%. Artinya, setiap 1000 kilgram air laut mengandung 35 kilogram garam. Kandungan garam yang tertinggi lautan ada di daerah 20 derajad Lintang Utara dan di daerah 20 derajat Lintang Selatan (36 %). Kandungan garam terendah (31 %)  berada didaerah Khatulistiwa.

Dari mana asal garam di laut itu?

Garam di laut itu berasal dari kulit bumi. Ada tiga peristiwa yang dapat mengantarkan mineral ke laut. Peristiwa erosi hujan dan aliran sungai memisahkan sejumlah mineral yang ada di dalam tanah atau bebatuan dan membawanya ke laut. Peristiwa letusan gunung berapi juga dapat menghasilkan garam. Air hujan akan membawa ke laut sebagian mineral yang terkandung di dalam lava. Peristiwa pengikisan dasar laut juga dapat menghasilkan garam. Kandungan garam yang sebanyak sekarang ini, merupakan tumpukan hasil ketiga proses itu dalam kurun waktu ribuan tahun.

Bagaimana laut terbentuk?

Banyak dugaan yang mencoba menjelaskan bagaimana air laut terbentuk. Salah satu di antaranya adalah seperti berikut ini. Ketika bumi masih panas, terjadilah penguapan.Bersamaan proses pendinginan bumi hingga mencapai suhu di bawah titik didih air, makan uap mulai berubah menjadi titik-titik air yang bergambung menjadi awan dan akhirnya hujan. Air hujan dipermukaan tanah mengalir menuju tempat-tempat yang rendah. Berkumpulah di sana air tersebut dalam jumlah yang sangat besar sehingga menutup hampir 70% permukaan bumi. Bagian ini kita sebut laut. Karena gaya gravitasi bumi air laut ini tidak dapat lepas dari permukaan bumi sekalipun bumi berputar.

Bagaimana cara mebuat air asin menjadi tawar?

Ada banyak cara, tetapi prinsipnya sama, yaitu air asin diuapkan. Selanjutnya uap panas ini didinginkan sehingga berubah menjadi titik-titik air. Air yang terbentuk ini sudah tidak terasa asin lagi. (kadar garamnya berkurang). Cara ini disebut penyulingan.

Apakah air laut akan habis?
Hingga kini belum ada tanda-tanda air laut akan habis. Penguapan, pembentukan awan, hujan, banjir merupakan siklus alam untuk membuat keseimbangan air di bumi.
Diperkirakan, sekitar 40 milyar tahun lagi, ketika matahari sudah sangat panas dan memuai akan mencaplok bumi. Mungkin saat itulah air di laut akan habis. Dan mungkin juga itu merukapan akhir kehidupan di bumi kita ini. Baru setelah 5 milyar tahun berikutnya matahari kita benar-benar mati. Tetapi, jangan lupa masih ada sebanyak bilangan dengan angka satu (1) dengan dua puluh dua angka nol (0) matahari yang lain di jagad raya ini. Mungkin juga akan disambung dengan kehidupan lain di planet lain.